Kesengsaraan Kristus

Sebelum Jim Caviezel memerankan Yesus dalam film The Passion of the Christ (Kesengsaraan Kristus), sutradara Mel Gibson memperingatkannya bahwa peran tersebut sangat sulit dan bisa berdampak negatif bagi kariernya di Hollywood. Caviezel tetap mengambil peran tersebut, dengan berkata, “Kurasa kita harus tetap membuat film ini, meski sulit.”

Selama syuting, Caviezel terkena sambaran petir, kehilangan berat badan hingga 20 kilogram, dan tidak sengaja tercambuk saat menjalani adegan penyiksaan. Setelah semua itu, ia berkata, “Aku tidak ingin penonton melihat diriku. Aku hanya ingin mereka melihat Yesus. Dengan cara itulah pertobatan akan terjadi.” Film tersebut benar-benar mengubah hidup Caviezel dan para kru yang terlibat, serta entah berapa banyak penonton yang menyaksikannya.

Kesengsaraan Kristus merujuk pada momen-momen penderitaan hebat yang dialami Yesus, mulai dari peristiwa kedatangan-Nya di Yerusalem yang disambut gegap gempita pada hari Minggu Palma hingga pengalaman-Nya dikhianati, disiksa, dan disalib. Semua peristiwa tersebut dapat kita baca dalam keempat kitab Injil.

Penderitaan Yesus dan dampak yang ditimbulkannya sudah dinubuatkan dalam Yesaya 53: “Dia tertikam oleh karena pemberontakan kita, dia diremukkan oleh karena kejahatan kita; ganjaran yang mendatangkan keselamatan bagi kita ditimpakan kepadanya, dan oleh bilur-bilurnya kita menjadi sembuh” (ay. 5). Kita semua “sesat seperti domba, masing-masing kita mengambil jalannya sendiri” (ay. 6). Namun, berkat penyaliban dan kebangkitan Yesus, kita dapat didamaikan dengan Allah. Penderitaan-Nya membuka jalan bagi kita untuk kembali bersama dengan-Nya.

Kesengsaraan Kristus


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *