Makna dari Mur

Hari ini adalah Epifani, hari raya untuk memperingati peristiwa yang digambarkan dalam kidung Natal Dari Timur, Jauh Benar (Kidung Jemaat No. 129), ketika orang-orang majus dari bangsa bukan Yahudi mengunjungi kanak-kanak Yesus. Namun, berbeda dari anggapan banyak orang, mereka bukanlah raja, bukan pula dari Timur Jauh di Asia, dan kecil kemungkinan mereka hanya bertiga.

Namun, memang ada tiga hadiah, dan masing-masing disebutkan dalam kidung Natal tersebut. Ketika orang-orang majus tiba di Betlehem, “Mereka pun membuka tempat harta bendanya dan mempersembahkan persembahan kepada [Yesus], yaitu emas, kemenyan dan mur” (Mat. 2:11). Ketiga hadiah itu melambangkan misi Yesus. Emas melambangkan peran-Nya sebagai Raja. Kemenyan, dicampur dengan dupa yang dibakar di mezbah, melambangkan keilahian-Nya. Mur, untuk pembalsaman jenazah, membuat kita berhenti sejenak.

Bait keempat kidung tadi berbunyi, “Damar [mur] pahit yang kuberi / lambang dukacita pedih / dan sengsara tak bertara / dan kubur yang sepi.” Adegan sendu ini mungkin tidak akan kita masukkan ke dalam kisah Kristus, tetapi Allah melakukannya. Kematian Yesus merupakan inti keselamatan kita. Herodes bahkan berusaha membunuh Yesus ketika Dia masih kecil (ay. 13).

Bait terakhir kidung Natal di atas memadukan ketiga tema tadi: “Agunglah kebangkitan-Nya / Raja, Tuhan, Kurban esa.” Itulah kisah Natal yang seutuhnya, yang menggugah respons kita: “Haleluya, Haleluya! / Pujian bergema.”

 

Makna dari Mur


Comments

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *